Kamis, 17 Juni 2010

Gurihnya Bisnis Pornografi

VIVAnews - Peluang bisnis pornografi di dunia internet pada khususnya menawarkan keuntungan yang luar biasa. Dana yang dikeluarkan untuk membeli jasa atau barang pornografi juga tidak sedikit.

"Biaya belanja perdetik untuk pornografi mencapai US$2,000 (sekitar Rp 18 juta)," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dalam Breakfast Meeting di Gedung Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis 17 Juni 2010.
Perkiraan itu untuk Indonesia, sedangkan di dunia berdasarkan data Awari tahun 2006 tercatat US$3,6 juta per detik. Pengakses pornografi di dunia tiap detiknya mencapai 28.258.

Strategi pelaku usaha pornografi dinilai Tifatul cukup jitu. Sampai-sampai para pelaku di bidang ini sudah menyiapkan kata-kata kunci yang mudah ditelusuri melalui mesin pencari google.

"Sekarang kalau ketik kata SMP dan SMU di Google maka yang keluar adalah daftar situs porno. Bukan informasi sekolah. Ada yang SMP bugil SMU bokep," kata dia lagi.

Tifatul menegaskan dunia internet ini sangat bebas. Maka itu dia menyarankan agar pelaku penyedia jasa internet atau Internet Service Provider (ISP) turut membatasi dan memberikan andil penanggulangan pornografi.

Tidak hanya itu, dana penanggulangan untuk mengatasi pornografi juga tidak sedikit. Bahkan termasuk penanggulangan akibat dari pornografi, seks bebas dan sejenisnya.

"Sekarang, kita mengeluarkan Rp 180 miliar pertahun untuk penanggulangan seks bebas, untuk menanggulangi HIV/AIDS," kata mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
  
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar